11. Hari Terakhir

Sabtu, 10 Januari 2009 |

"Nis, hari ini pindah-pindahanmu terakhir ya?

"Yupe. Tinggal dikit lagi barang-barangku yang belum aku bawa."

"Kita berdua bantuin kamu ya."

"Kalian berdua ga mau pergi kemana gitu?"

"Nope. We are going to miss you, Nis."

"Iya, Nis. Aku setuju sama Ales, kita berdua bakal kangen kamu 'kan."

"Madeline, kita masih satu sekolah 'kan, dan aku masih bakal sering ke rumah juga. Lagi pula Adrian mau bantu aku sih. Aku lagi nunggu dia sebentar lagi. Aku ga mau bikin repot kalian."

"Please Nis, please."

"I hate your face, kalo kamu lagi ngerayu aku kayak gini, Line."

"I know, berarti boleh 'kan."

"Gitu dong Nis, 'kan jadinya aku tahu apartemen kamu juga."

"Hmmm, Eline 'kan sudah tahu Les, kamu tinggal jemput Eline kalo mau ke apartemenku."

"Okay."

Eline, Ales dan Ad pun akhirnya pergi menemaniku pindahan ke apartemen. Tak besar memang, tapi cukuplah bisa membuatku lebih mandiri. Hidup tanpa keluarga. Dan sesampainya kami di sana...

"Pelan-pelan Ad, bisa ngangkatnya? Berat 'kan?"

"Sini-sini aku bantuin."

Melihat wajahnya yang memerah karena kepanasan setelah beberapa kali naik turun mengangkat kardus demi kardus yang berisi barang-barangku, membuatku gemas. Lucu.

"Capekh, Ad?"

"Lumayan."

"Aku buatin minum ya."

"With my pleasure, Hon."

"Capuccino ya."

"Ice please."

"Untuk kamu apa siy yang ga, Ad."

"Buat kita berdua juga donk Nis."

"Kalian? Air putih aja ya."

Sambil aku membuatkan minum untuk mereka bertiga, aku melihat Ales berkeliling apartemenku. Ia membuka 2 kamar yang sudah tertata rapi sebelumnya. Tak lama kemudian ia pun kembali ke ruang tengah.

"Apartemennya enak Nis. Ngaturnya juga bagus."

"Thanks, Les."

"Kapan-kapan aku main ke sini boleh ya?"

"Hmmm, sama Eline ya kalo ke sini."

"Terus, kardusnya mau dibantuin dibongkar?"

"Yang itu aja, Les. Itu isinya peralatan makan & masak."

"Kamu masih capekh, Ad?"

"Yupe."

"Ya sudah, biar Ales aja yang bantuin bongkar ya."

Empat gelas Ice Capuccino pun sudah tersaji di meja. Ales yang tadinya antusias membongkar kardus yang berisi peralatan makan, akhirnya memutuskan bergabung bersama kami bertiga di depan televisi, sambil menikmati segelas capuccino kami masing-masing. Dan tak tahu mengapa, tiba-tiba Eline menyeletuk...

"Kayak lagi, double date ya."

"Hah? Maksudmu Line?"

"Iya, kayak lagi double date. Aku sama Ales..."

"Dan aku sama Nisya? Gitu Line?"

"Bener, Ad. Jadi kamu sama Nisya udah resmi pacaran 'kan?"

"Bentar lagi lah, Line."

"Heh, kurang ajar, sial, PD banget loh."

Kami pun berempat tertawa terbahak-bahak. Malas rasanya kami harus membuka-buka kardus-kardus itu lagi. Kami pun duduk di depan televisi, sambil menikmati film seri yang di putar di salah satu saluran di televisi berlangganan. Kami pun tak tahu harus melakukan apa lagi, setelah film itu selesai...

"Hon, di mobil ada kartu 'kan?"

"Ada kayaknya."

"Aku ambil ya, kita main kartu aja gimana?"

"Good idea, Ad."

Setelah ia meninggalkan kami, Eline dan Ales langsung menginterogasi aku.

"Kok lama banget kalian jadiannya?"

"Duh, sabar napa sih. Kok jadi kalian yang ga sabar?"

"Eh si Ad 'dah turun ya. Bawa HP ga ya dia?"

"Kenapa? Ga sepertinya. Tuh HPnya di atas meja."

"Dari tadi aku ga pegang-pegang HP, jangan-jangan ketinggalan di mobil."

"Aku turun nyusul Ad dulu deh."

"Hmmmm, Line, aku aja yang ke bawah nyusul Ad, biar kamu di sini berdua Ales."