06. Supir Baru

Rabu, 22 Oktober 2008 |

"Pagi Non. Tumben 'dah bangun dan 'dah rapi, ini baru jam 05.45 loh!"

"Morning, Mom. Iya, tadi tumben bisa bangun cepet."

"Pasti gara-gara tadi malam ya?"

"Hehehe, sepertinya sih. Eh, Ma, sarapan apa kita?"

"French toast aja ya sayang. Tuch udah Mama siapin di meja makan, sekalian susu segelas."

"You're the best mother in the world Ma."

"Really? Thank you, Darling."


Aku pun kemudian berjalan ke meja makan untuk menyantap sarapanku. Di meja aku sudah melihat sarapan pagiku dan juga koran hari ini. Aku sempatkan diri untuk mengintip sekilas berita yang ada di koran tersebut. Ya, begitulah, masih seputar masalah korupsi di negara ini yang sedang dicoba untuk diberantas. Dan masalah-masalah kemiskinan yang rasanya semua berawal dari korupsi yang dilakukan oleh banyak oknum sejak lama. 


"Hei, tumben Nis, kamu dah siap n sarapan!"

"Biasa Line, kalo lagi jatuh cinta emang beda."

"Did I miss something here?"

"Tanya saja sama kembaranmu. Kalian gimana siy, kembar kok ngga saling cerita."

"Eline, aja yang aneh Ma. Dia sendiri yang jarang cerita-cerita."

"Morning Ladies." Tiba-tiba Laura yang sudah dengan pakaian rapi, seperti hendak pergi ke suatu tempat, muncul dari tangga yang menghubungkan dapur dengan lantai atas.

"Mau kemana Ra?"

"Go swimming."

"Lah kenapa ngga di kolam belakang ajah?"

"Gak seru, ngga ada Darwin. "

"Loh?"

"Jangan curiga dulu. Tunangannya Darwin itu 2 hari lalu dateng. Tinggal di apartemen saudaranya Darwin. Nah, Darwin itu hari ini minta tolong aku ama Shana untuk bantuin nyiapin kawinan mereka nanti di US. Soalnya kita 'dah dianggep sodara, gitu katanya. Biar sore nanti dah selese, mendingan dari pagi sekalian. Dan kita mau berenang-berenang dulu di sana. Lagian Jakarta macet kalo sore-sore nanti."

"Oh. Eh salam ya buat Darwin."

"Buat Rana?"

"Aku belum kenal Rana kali Ra. Hmm, btw kawinannya di US ajah? Holy matrimony emang di sana semua. Resepsinya sekitar Maret atau April tahun depan, dan sepertinya di sini."

"Kamu pergi ama Shana, Ra?"

"Iya, Ma."

"Naik apa ya?"

"Good question. Pak Wito nganterin 3 tengil ini ke sekolah ya."

"Kalo gitu aku bawa mobil sendiri boleh?"

"Ra, SIM Indo kamu 'dah mati 'kan?"

"Aku bawa SIM US, n SIM internasional, Ma."

"Ya, sudah lah ati-ati."

"Shannnn...lama banget siy!" Tiba-tiba Laura teriak memanggil Shana yang sepertinya masih di atas."

"Duhhh..neng kenceng amat. Pengeng nih kuping."

"Laura, mau kemana? Mau langsung berangkat? Kamu tega Shana pergi tanpa sarapan? Duduk dulu, biar dia sarapan."

"Sorry Mom, i forgot."

"Shan, your toast is already on the table."

"Thanks Mom."

"Wuih, lengkap niy pagi-pagi di dapur." Papa yang juga sudah rapi, datang dari arah pintu yang menghubungkan ruang tamu dan dapur.

"Iya, ada keriaan apa nih. Family gathering?"

"Buruan sarapan Kania, kakak-kakakmu 'dah pada siap tuch."

"Masih jam 06.00 Ma, masih lama."

"Hmm..Nisya. By the way, tadi malam dapet hadiah apa dari Ad?"

"What? You got something from Ad?" Si kecil kaget mendengar kalimat itu.

"Did we missed something here Mom, Dad?"

"Ah, Papa, payah dech, langsung semua tau 'kan."

"Cerita lah Nis."

"Iya, aku dapet sepatu. Oleh-oleh dari Ad. Dia beli waktu di London gitu."

"Loh, dia inget-inget kamu juga waktu liburan di sana?"

"Iya Ra, ngga nyangka deh."

"Terus-terus Nis."

"Dia bilang selama di sana memang dia kepikiran terus sama aku. Kangen katanya."

"Cieeee."


Tiba-tiba aku lihat 4 saudaraku yang perempuan semua itu, berhenti dari segala aktivitas yang mereka lakukan saat itu, dan memasang telinga mendengarkan ceritaku. Rasa penasaran mereka sepertinya sedang berada di puncak, dari segala rasa ingin tahu mereka yang lain.


"Ya, kemarin itu dia dateng, bilang kalo dia tertarik sama Asti cuma secara fisiknya aja, bukan sampe ke hatinya."

"Woooww, seneng dong ya kamu Nis."

"Seneng lah. Sedikit berbunga-bunga aku."

"Terus mana-mana sepatunya, kok ngga dipake."

"Hahahahha, itu dia, agak aneh di situnya. Ad cuma ngasih sepatu 1 biji. Yang kanan doang."

"Yang bener Nis?"

"Masakh aku boong Na. Beneran cuma kanan."

"Terus kamu ngga nanya."

"Gengsi Line, nanya-nanya. Tunggu aja ntar dia maunya apa."

"Jangan-jangan satu lagi ketinggalan di toko pas belinya, Nis."


Dan semua serentak tertawa mendengar si kecil Kania yang tiba-tiba menimpali.


"Sudah 06.20 niy. Ma, aku ama Laura pergi dulu ya."

"Careful sweetheart. Give me a kiss."

"Love you Darling."

"Bye Dad. Love you too."


Tiba-tiba bel rumah berbunyi. Semua yang tersisa di dapur tidak ada yang beranjak. Sepertinya tak ada yang perduli dengan bunyi bel itu. Dan kita berpikir, di depan pasti ada pak Wito yang biasanya sedang menyiapkan mobil untuk mengantar kami sekolah, dan kali ini ditambah, pasti ia sedang membantu Laura dan Shana yang hendak pergi membawa mobil sendiri.


Dan tak lama kemudian, Ales muncul dari pintu arah ruang tamu.

"Morning everyone."

"Morning Les. You're doing great?"

"Never better, Sir."

"Hi, honey, kok ngga bilang-bilang mau jemput aku?"

"Surprise dong."

"Udah sarapan Les?"

"Udah Tante."

"Mau teh aja?"

"Biar aku buat sendiri aja Tan, boleh ya?"

"Boleh banget."


Sekilas, keluarga ini memang tampak bahagia, keluarga ideal, jauh dari masalah. Memang semuanya seperti itu, tapi bukan berarti keluargaku tak pernah sama sekali terbebas dari masalah. Orang tuaku nyaris berpisah saat kami masih kecil-kecil dulu. Namun niat itu kemudian diurungkan oleh kedua orang tuaku. Mereka membenahi diri, membenahi rumah tangga, dan cinta kepada kami, 5 orang anak perempuan mereka lebih diprioritaskan dari segalanya. Dan itu berhasil. Aku pun bersyukur bahwa keluarga ini tak jadi hancur berantakan. Saat ini pun aku berdoa dalam hati, semoga kami akan seperti ini selalu.


Dan tak lama, setelah aku berhenti melamun sebentar, aku kembali mendengar bunyi bel rumah. Seperti tadi, satu pun dari kami tak ada yang menggubris bunyi itu. Bahkan tak ada yang beranjak ke ruang tamu.


Namun tiba-tiba Mbak Marni, membukakan pintu dapur sambil berkata kepada seseorang.

"Masuk aja Mas, Mbak Nisya di dapur."


Aku kaget, bahkan hampir tersedak susu yang rencananya akan aku minum. Kagetku bertambah lagi, ketika aku melihat Adrian sudah berdiri di depanku. Aku tak bisa berkata apa pun, dan bergeming. 

"Morning everyone. Nisya."

"Morning Adrian. Nice to see you here again."

"Saya juga Oom."

"Breakfast Ad?"

"Already, Mam."

"You want to pick up Nisya?"

"Ya, kalau boleh, Tante, Oom."

"Great. So Pak Wito, pagi ini jadi supir pribadiku."

"Enak bukan, Kan?"

"Bener juga ya Line."

"Boleh Ad. No problem."

"Hei, ini sudah setengah tujuh lewat lima loh. Pada berangkat sekolah gih."

"Yuk Les, kita berangkat."

"Yuk. Dag Tante."

"Careful ya Les."

"Will do."

"Bye Mom. Bye Dad."

"Bye Kan."

"Nisya, shall we go now?"


Dan aku masih tak menjawab. Rasa kagetku juga belum habis sepertinya. Aku baru terkesiap setelah Adrian memanggilku dengan suara sedikit lebih keras daripada sebelumnya.

"Nisya, shall we go now? Right now! We're almost late. It takes 40 minutes to get to school."

"Sure, Ad. Pa, Ma pergi dulu ya."

"Tante, Oom, pamit dulu ya."

"Careful Nis, Ad."

"You can count on me, Sir."

"By the way Ad, kamu nyetir sendiri? Sudah punya SIM Jakarta dan tidak bingung nyetir di sini?"

"Udah dong. Saya cepat adaptasinya Nis."

"Ok. Lalu ada apa jemput saya di rumah hari ini?"

"I already missed you."


Dan semua itu hanya aku balas dengan senyumanku saja, karena aku tak tahu mau menanggapinya seperti apa.

3 komentar:

PoLArbEAr mengatakan...

Quite a story sis, yet somehow I still couldn't see where the story will go, what's the finale, it's just a story of teen romance combine with great family.

perhaps you could add some intrique just to get some spicy taste on the story.. but then again that's just my thought.....

Love to read and couldn't wait for chapter 7 :D

Rufina Anastasia Rosarini mengatakan...

Just like i said di blog gue satu lagi..hahahaha..

ya liat ntar lah...gue cuma menuliskan 'cinderela story' yang ada di otak gue.

PoLArbEAr mengatakan...

huahahaha, anyway as always, dimana gw selalu inspired oleh tulisan loe, akhirnya gw launch cerita gw, please check yah di http://ceritatentangimpian.blogspot.com